Home

  • Review Buku How To Respect My Self Karya Yoon Hong Gyun

    Halo.. teman-teman. Di akhir pekan kali ini aku mau review buku lagi, kalau kemarin novel Laut Bercerita, sekarang aku mau review salah satu buku yang lumayan sedang hype diseantero media sosial. Yap, buku nya Yoon Hong Gyun yang berjudul How To Respect My Self atau bahasa Indonesia nya yaitu Seni Menghargai Diri Sendiri.

    Bagian cover

    Jujur aku tau buku ini dari akun base buku di twitter. Disana banyak banget honest review dari teman-teman yang lain. Jadi aku merasa tertarik untuk baca dan akhirnya ikut beli juga 😀

    Teman-teman pernah nggak sih merasa minder, kurang percaya diri atau insecure dengan kemampuan diri sendiri atau bahkan dengan pencapaian orang lain? Iya, aku juga pernah merasakan itu. Apalagi diusia kita yang saat ini sedang mengalami fase quarter life crisis, pasti sering merasakannya kan?

    Nah, buku How To Respect My Self membahas tentang bagaimana sih kita harus menghargai diri sendiri dan seberapa pentingnya harga diri untuk kehidupan kita. Selain itu, untuk kita yang sedang merasakan hal tersebut, penulis nggak hanya membahas tentang harga diri, tapi juga cara bagaimana untuk meningkatkan harga diri kita sehingga kita nggak lagi merasa insecure dan lebih percaya diri

    Buku ini ditulis oleh Yoon Hong Gyun, salah satu dokter kejiwaan di Korea Selatan. Dia menulis buku ini berdasarkan pengalamannya dulu ketika dia juga masih sering merasa insecure, minder dan kurang percaya diri, bahkan setelah dia sudah menjadi dokter jiwa. Karena hal itu juga, alih-alih praktik di rumah sakit, dia akhirnya memilih untuk buka praktik di rumah saja. Untuk menyelesaikan PR yang tertunda, katanya. Yaitu menemukan alasan kenapa dia harus puas dengan hidupnya.

    Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Transmedia Pustaka dan sudah mencapai cetakan kesebelas pada tahun 2022. Wah.. nggak heran juga sih dengan titelnya yang merupakan buku best seller. Tidak hanya best seller di Korea Selatan saja, tapi juga best seller di Indonesia. Alih bahasa yang digunakan dari Korea ke Indonesia juga menurutku enak dibaca. Karena ada beberapa buku terjemahan dari bahasa lain ke bahasa Indonesia yang kurang enak dibaca dan sulit dipahami maksud dari tulisan nya.

    Memiliki halaman sebanyak 342 halaman, ketika membaca buku ini, kita diajak oleh penulis untuk ikut mengenali diri sendiri. Mulai dari emosi hingga perasaan yang sedang kita rasakan. Semua hal ini dibahas secara rinci pada setiap babnya dan disetiap akhir bab, penulis memberikan kegiatan harian yang bisa kita terapkan setiap selesai membaca. Menurutku, lembar kegiatan nya cukup bagus. Karena setiap lembar kegiatan tersebut merupakan latihan untuk pembaca agar lebih meningkatkan harga dirinya.

    Bagian lembar kegiatan harian

    Untuk teman-teman yang sekarang sedang mengalami hal tersebut; merasa insecure, kurang percaya diri atau bahkan sering minder ketika melihat pencapaian orang lain, buku ini menurutku lumayan bisa untuk mengobati hal-hal yang sedang kita rasakan. Karena bukan hanya berisi tentang pengalaman seseorang saja, tapi juga berisi solusi untuk memperbaiki hal tersebut sesuai dengan cara pandang dokter kejiwaan.

    Selain itu, penulis membahas juga tentang harga diri pada hubungan dengan orang lain. Seperti jawaban kenapa kita selalu gagal dalam hubungan percintaan. Teman-teman mungkin ketika menjalin hubungan dengan seseorang, pernah berpikir apakah aku pantas untuk mendapatkan seseorang seperti dia? Apakah aku seseorang yang layak untuk dia? Nah, perasaan-perasaan semacam ini yang disebut rendah diri. Penulis mengarahkan kita untuk mencintai dan mengenal diri sendiri dulu sebelum mencintai orang lain.

    Bagian belakang buku

    Ketika baca buku ini, aku jadi merasa, apakah penulis sedang menyindirku atau penulis bisa membaca pikiranku? Hahaha. Karena tulisan-tulisan nya sangat relate dengan situasiku sekarang.

    Namun, seperti buku pengembangan diri lainnya, jika ketika kita membaca tapi tidak diikuti dengan motivasi dari dalam diri kita untuk berubah, membaca buku pengembangan diri sebanyak apapun pasti tidak akan mengubah apa-apa. Iya kan?

    Walaupun begitu, buku ini tetap worth it untuk dibaca kok. Jadi ketika teman-teman membaca buku ini, harus diikuti oleh motivasi dari dalam diri juga ya. Oke?

    Selamat membaca.

  • Review Novel “Laut Bercerita” Karya Leila S. Chudori, Menjelajah Sejarah Melalui Cerita

    Halooo teman-teman, jadi untuk mengisi waktu luang dimalam hari ini, aku mau review salah satu novel yang sudah lama sekali jadi wishlistku tapi baru bisa kebeli bulan kemarin haha. Jadi novel ini berjudul Laut Bercerita. Teman-teman mungkin sudah nggak asing ya dengan judul novel ini. Banyak banget review yang bertebaran diberbagai platform, karena review-review tersebut, aku jadi makin penasaran dengan cerita didalamnya.

    Oke, jadi novel Laut Bercerita ini ditulis oleh Leila S. Chudori, sebagai karya novel kedua nya setelah novel Pulang. Laut Bercerita diterbitkan tahun 2017 melalui Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), dimana pada tahun 2022 ini sudah memasuki cetakan ke 27. Bisa dibayangkan kan sudah berapa eksemplar buku yang dicetak, wow..

    Berkat novel ini juga Ibu Leila mendapat penghargaan S.E.A (Southeast Asian Writers) Award tahun 2020. Ibu Leila menulis novel ini terinspirasi dari kisah penculikan beberapa aktivis pada tahun 1998 silam. Ketika membaca novelnya, aku merasa seperti ikut hanyut kedalam perjuangan-perjuangan para aktivis. Merasakan gemetarnya ketika mereka harus bersembunyi dari para tentara, merasakan sakitnya ketika mereka disiksa dan ikut merasakan sedih serta lelahnya perjuangan Asmara Jati ketika ia harus mengulik dan mencari keadilan atas kematian kakak satu-satunya.

    Iya, akhir cerita dari novel ini sudah disampaikan di prolog. Bahwa Biru Laut –si tokoh utama— dan beberapa teman lain nya menghilang seakan ditelan bumi. Ada beberapa anggota dari organisasi ini, beberapa ada yang dibebaskan dan beberapa lain nya ada yang menghilang tanpa jejak.

    Cerita yang dikemas sungguh apik. Seimbang antara romantisme, semangat dan perjuangan para pemuda untuk menuntut keadilan hak-hak rakyat kecil. Penggambaran situasi dan kejadian dalam cerita ini juga sungguh detail, membuat para pembaca seakan bisa melihat secara langsung apa yang terjadi.

    Contohnya pada bagian ketika Biru Laut dan Asmara Jati melaksanakan tradisi keluarganya, yaitu berkumpul di rumah setiap akhir pekan untuk menikmati tengkleng buatan ibu. Penggambaran tengkleng pada novel ini sangat detail, ketika membaca pun aku seperti ikut merasakan harum dan hangat nya tengkleng buatan ibu mereka. Memang, review-review yang sudah beredar di internet terkait buku ini nggak pernah bohong. Laut Bercerita memang layak untuk dijadikan novel terbaik.

    Ada bagian dalam cerita ini yang membuatku ikut merasakan rasa sakitnya menjadi Biru Laut. Ketika teman yang sangat dipercayai dan tidak pernah dicurigai menjadi orang yang sangat berkhianat. Namanya Gusti. Wah, aku ketika membaca bagian ini ikut merasakan amarahnya Laut. Bagaimana bisa, teman kita yang selama ini sangat baik dan ikut membantu segala keperluan untuk berjuang ternyata adalah mata-mata yang dikirim oleh pemerintah. Ketika Laut disiksa oleh para pesuruh dan badan nya habis berdarah-darah, Gusti dengan tenang dan tertawa malah mempotret Laut, tidak lupa dengan blitz sialan nya itu. Aku ikut merasakan pengkhianatan yang dirasakan oleh Laut.

    Aku juga ikut merasakan rasa putus asa nya Asmara Jati ketika mencari berbagai bukti tentang kasus kakak satu-satunya beserta para aktivis lain yang menghilang dan ikut membayangkan bagaimana trauma yang dirasakan oleh para aktivis yang dibebaskan. Novel setebal 379 halaman ini membuat naik turun emosi para pembaca. Bu Leila memang hebat. Aku nggak menyesal sih sudah membeli novel ini, bahkan sudah menjadi wishlistku sejak beberapa tahun yang lalu.

    Seingatku, Laut Bercerita ini juga ada versi filmnya, namun memang tidak dikomersilkan. Mungkin untuk menjaga imajinasi para pembaca terhadap novel ini. Informasi tersebut bisa teman-teman dapat di akun instagram Ibu Leila, tapi kadang ketika jadwal tayang film ini keluar, tiketnya langsung habis dipesan karena memang sebanyak itu peminatnya. Tiket menonton film ini juga gratis, kalau tidak salah, antara bulan Februari atau Januari kemarin, pemesanan tiket filmnya dibuka lagi. Tapi aku ngga dapat tiketnya karena langsung habis hahaha.

    Menurutku teman-teman juga nggak akan menyesal kalau beli, karena memang cerita nya sebagus itu, apalagi kalau teman-teman suka dengan buku bertema sejarah hehe.

    Kalau begitu,

    Selamat membaca.

  • 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini yang Harus Ayah dan Bunda Ketahui

    pict cr by https://mediakom.kemkes.go.id/

    Pernahkah bunda melihat anak-anak sedang sibuk memasukkan sesuatu ke mulutnya tanpa berpikir? Atau ingin ikut mencoba makanan apa yang kita makan? Peristiwa ini pasti pernah dilewati oleh Ayah dan Bunda yang saat ini memiliki si kecil usia 0-6 tahun. Pada usia tersebut, anak memasuki masa golden age atau masa keemasan, dimana pada masa ini sel-sel otak anak sedang berkembang dengan sangat pesat. Nah, peran Ayah dan Bunda sangat dibutuhkan untuk memberikan stimulasi atau rangsangan pada anak agar perkembangan nya dapat terbantu secara optimal. Contohnya dengan memberikan kegiatan-kegiatan tertentu sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.

    Namun, mungkin Ayah dan Bunda masih terdengar asing dengan kata aspek perkembangan. Sebenarnya, apa saja sih aspek perkembangan pada anak? Apa saja yang harus diperhatikan? Yuk simak poin-poin nya dibawah ini

    • Agama dan moral

    Nilai-nilai agama dan moral menjadi yang aspek pertama yang harus ayah dan bunda kembangkan pada anak. Karena pada aspek ini, nilai-nilai kehidupan dan norma sosial harus ditanamkan oleh orang tua sedari dini. Seperti memberikan pemahaman perilaku baik dan buruk, konsep beragama serta perilaku toleransi terhadap agama lain.

    • Kognitif

    Kognitif berkaitan dengan kemampuan bernalar dan berpikir. Ayah dan Bunda dapat menstimulasi nya dengan memberikan permainan-permainan aktif yang mengajak anak untuk berpikir, seperti bermain puzzle, lego ataupun teka-teki dan maze. Permainan-permainan tersebut dapat melatih anak untuk berpikir kritis dan melatih untuk memecahkan sebuah masalah, yang mana kemampuan ini akan berguna nantinya ketika anak beranjak dewasa.

    • Fisik-Motorik

    Fisik-Motorik berkaitan dengan kemampuan anggota gerak tubuh. Pertumbuhan fisik dapat Ayah dan Bunda lihat pada bertambahnya berat badan, tinggi badan serta lingkar kepala anak. Pada perkembangan motorik sendiri, terdapat motorik kasar dan motorik halus. Dimana motorik kasar berkaitan dengan kemampuan koordinasi tubuh, keseimbangan dan kelincahan. Sedangkan motorik kasar, berkaitan dengan koordinasi gerak tangan dan mata, seperti memegang pensil, menggunakan gunting dan membuat tanah liat.

    • Sosial Emosional

    Aspek ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, seperti lingkungan keluarga atau lingkungan sekolah jika anak sudah mulai sekolah. Selain itu, aspek ini berkaitan juga dengan kemampuan anak untuk memahami perasaan nya sendiri, mengendalikan emosi nya, menghargai orang lain dan bertanggung jawab atas perilakunya sendiri.

    • Bahasa

    Bahasa menjadi salah satu aspek perkembangan yang harus diperhatikan Ayah dan Bunda, karena manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, bukan? Menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa lain pada anak, menjadi keputusan Ayah dan Bunda. Yang harus Ayah dan Bunda perhatikan adalah stimulasi awal agar anak mulai aktif berkomunikasi dua arah dengan lingkungan nya. Seperti sering membacakan buku, melakukan tanya jawab atau mengajak mereka untuk bercerita.

    • Seni

    Aspek seni berkaitan dengan proses kreatifitas anak. Setiap anak terlahir dengan kreatifitas dan imajinasinya masing-masing. Anak dapat bereksplorasi melalui berbagai karya yang disukai nya. Ayah dan bunda dapat mendampingi dan memberi arahan pada anak untuk menyalurkan ide-ide kreatif nya sesuai dengan minat mereka.

    Keenam aspek diatas sangat penting untuk diperhatikan oleh Ayah dan Bunda. Karena pada setiap usia, anak memiliki tahap perkembangan nya masing-masing yang membutuhkan stimulasi atau rangsangan dari lingkungan terdekat anak atau orang tua nya. Ketika Ayah dan Bunda memberikan stimulasi yang tepat pada anak, maka nantinya anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Ayah dan Bunda dapat memperluas ilmu tumbuh kembang anak melalui sumber informasi lain nya yang terpercaya. Ayah dan Bunda juga dapat berkonsultasi pada dokter tumbuh kembang anak untuk memastikan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan nya.

  • Kekerasan Seksual pada Anak-anak, Ketika Hidup Mereka Menjadi Terancam

    Stop kekerasan seksual pada anak (Dok. yayasanpulih.org)

    Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh semua manusia, tidak terkecuali anak-anak. Menurut Abraham Maslow, seorang psikolog dari Amerika, kebutuhan rasa aman pada manusia terletak pada urutan kedua dalam Teori Hierarki Kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan rasa aman harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan di urutan yang lebih tinggi.

    Kebutuhan rasa aman ini meliputi rasa aman fisik, perlindungan dari berbagai ancaman seperti kriminalitas, takut, cemas serta kebutuhan secara psikologis yang mengancam kondisi kejiwaan. Kebutuhan rasa aman memang tidak dapat terpenuhi secara total, namun orangtua dan orang disekelilingnya dapat memberikan kebutuhan ini sesuai kemampuan mereka pada anak-anaknya.

    Kasus Kekerasan Seksual pada Anak

    Ancaman bagi anak memang selalu ada, namun peran orang tua sangat penting untuk memberikan rasa aman bagi anak. Anak-anak sering menjadi korban dari berbagai ancaman berbahaya di sekitarnya. Contoh kasus yang sedang marak terjadi di Indonesia adalah kasus kekerasan seksual yang banyak dialami oleh anak-anak. Kasus seperti ini terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dengan modus operasi nya yang semakin tidak masuk akal. Terlebih, pelaku kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak mayoritas adalah orang terdekat atau berada di lingkungan anak tersebut.
    Menurut End Child Prostituation in Asia Tourism (ECPAT), kekerasan atau pelecehan seksual adalah hubungan atau interaksi antar seorang anak dengan seseorang yang lebih tua atau orang dewasa seperti orang asing, saudara kandung atau orangtua dimana anak sebagai objek pemuas kebutuhan seksual pelaku. Perbuatan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai ancaman, suap, bahkan tekanan. Bentuk kekerasan seksual pada anak bisa dalam tindakan pemerkosaan atau pencabulan.
    Berdasarkan data dari Kementrian Sosial pada tahun 2017 kasus kekerasan serta pelecehan seksual pada anak meningkat dari 1.965 kasus di tahun 2016 menjadi 2.117 kasus di tahun 2017. Kasus ini begitu mengkhawatirkan mengingat korban dari kasus kekerasan seksual ini masih dibawah umur. Korban tidak hanya mengalami sakit secara fisik, namun akan mengalami sakit secara mental karena trauma terhadap kejadian ini yang akan terus diingatnya hingga dewasa.

    Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

    Pada sebagian masyarakat, kasus kekerasan seksual ini dianggap menjadi aib keluarga jika mereka melaporkan ke pihak yang berwajib. Karena hal tersebut, biasanya pelaku tidak ditindak lanjut oleh kepolisian karena perbuatan nya.
    Hal ini harus disadari oleh masyarakat, bahwa ketika anak menjadi korban kekerasan seksual, mereka akan mengalami trauma yang mendalam dan akan terbawa hingga mereka dewasa jika tidak diterapi atau diobati secara tepat. Selain traumatis, kekerasan seksual akan membawa dampak emosi dan fisik kepada korban nya. Korban akan mengalami stress, depresi, tekanan jiwa, adanya perasaan bersalah dan bayangan kejadian yang akan selalui menghantui korban.
    Namun pada beberapa kasus belakangan ini, sudah banyak orang tua yang mulai memperjuangkan keadilan atas anaknya yang menjadi korban kekerasan seksual. Mulai dari menuntut pelaku untuk dihukum seberat-beratnya, hingga menggandeng Komisi Perlindungan Anak untuk mendapatkan pendampingan kasus nya. Walaupun kita semua tau akhir cerita perjuangan ini beberapa akan tidak sesuai dengan ekspektasi.

    Pelaku Kekerasan Seksual pada Anak, Mayoritas adalah Orang Terdekat

    Kasus kekerasan seksual pada anak mayoritas merupakan orang terdekat sebagai pelaku nya. Hal ini tidak menutup kemungkinan, karena pelaku merupakan orang yang biasanya mereka temui dan biasanya tingkat kepercayaan anak lebih tinggi dengan orang terdekat dibanding dengan orang asing. Peran orang tua disini sangat penting dalam memberikan edukasi pada anak untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Edukasi yang diberikan terkait perlindungan anggota tubuh sendiri serta pengenalan anggota tubuh yang boleh disentuh dan yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Menanamkan rasa malu pada anak juga menjadi hal yang penting, agar anak memiliki rasa malu ketika membuka baju ditempat terbuka atau buang air kecil selain dikamar mandi.
    Selain itu, orang tua harus peka terhadap tingkah laku anak. Ketika anak sudah menunjukkan perilaku yang tidak biasanya, orang tua harus melakukan tindakan untuk mengetahui apa penyebab dari perilaku anak tersebut. Karena, banyak anak yang menjadi korban kekerasan seksual merasa malu dan takut untuk menceritakan pada orang tua nya, lalu anak akan memendam masalah tersebut sendiri dan berpengaruh pada kesehatan mental dan kejiwaan nya.

    Walau bagaimana pun, anak memiliki hak untuk mendapatkan rasa aman dari berbagai ancaman disekitarnya, termasuk kekerasan seksual. Sebagai orang dewasa yang sudah mengerti, ada baiknya kita melindungi anak-anak disekitar kita sebagai upaya untuk menghindari meningkatnya kasus seperti ini. Bagaimana menurutmu?

  • Abdiku untuk Indonesia

    Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia. Dari Sabang hingga Merauke dengan garis pantai yang membentang luas. Namun, dengan kekayaan tersebut apakah kita sudah sepeuhnya merdeka? Merdeka dari kebodohan, merdeka dari kemiskinan, merdeka dari diri sendiri.
    Aku pernah memiliki pengalaman singkat saat libur semester kemarin. Ketika tanpa ada nya dorongan dari siapapun aku mengikuti program Gerakan Banten Mengajar, dimana nantinya aku akan ditempatkan disalah satu titik daerah Lebak, Banten. Sepintas dari pikiran ku, Lebak mungkin kota yang tidak jauh berbeda dengan Jakarta kita tercinta. Namun, realita mengalahkan segalanya. Dengan jarak beberapa kilometer dari pusat kota, aku ditempatkan di Desa Mekarwangi Kecamatan Muncang. Seketika hatiku serasa diremas oleh kenyataan, bahwa Indonesiaku masih terlihat memprihatinkan. Sangat kontras dengan kehidupan di kota.
    Aku melihat, jalan kecil penuh batu adalah satu-satunya jalan yang tersedia untuk anak-anak menuju sekolah. Pemandangan kiri dan kanan hutan lebat membuat mereka harus bergerombol untuk berangkat dan pulang sekolah. Seketika hatiku terenyuh ketika melihat sepatu yang mereka kenakan harus dilepas saat masuk kelas.
    “Supaya kelasnya ga ikutan kotor bu gara-gara sepatu” Begitu kata mereka ketika aku menanyakan mengapa mereka melepas sepatu.
    Gedung sekolah yang bocor hingga tidak ada kamar mandi siswa yang tersedia adalah satu kenyataan dari beberapa kenyataan yang ada disini. Mereka akan izin ke sungai untuk sekedar melepas hajat alami nya.
    Ketika buku bacaan ataupun buku pelajaran tidak tersedia, mereka akan memanfaatkan buku yang tersisa demi berjalan nya kegiatan belajar mengajar. Bukan kah perpustakaan, tidak, bukan kah buku pelajaran adalah satu kebutuhan vital dalam sekolah?
    Indonesia ku ternyata sedang tidak baik-baik saja. Umurnya sudah tidak lagi muda. Menopang segala permasalahan manusianya. Ketika arti merdeka hanya sekedar terlepas dari tentara penjajah. Ketika arti merdeka kini kita harapkan “kembali”. Ketika arti merdeka bagi mereka adalah tersedianya fasilitas penunjang pendidikan. Ketika arti merdeka bagi mereka adalah terlepas dari adanya jerat kemiskinan. Ketika arti merdeka bagi mereka adalah melawan dirinya sendiri untuk mencapai kemerdekaan dihatinya.

Design a site like this with WordPress.com
Get started